Senin, 30 September 2013

Beri Judul Sendiri

Senin, 30 September 2013

          Salam kenal ku ucapkan bagi kalian yang berkenan membaca. Hari ini aku putuskan untuk mengsisi waktu luangku untuk menulis. Ini adaloah kali pertama aku mempublikasikan apa yang aku rasakan. Wahai pembaca, aku tak menuntutmu untuk mencoba menyukai apa yang aku tulis, aku tak memaksamu untuk membaca semua, aku tak mengiginkanmu untuk mengerti apa yang aku tuangkan ini. Dari pada berlama-lama terkurung dalam ketidakpastian, kita mulai saja. Hari ini tepat dipenghujung bulan September, aku memulainya. Meskipun tak langsung ku posting, tapi ya begitulah.
Mulai.......
          Selamat datang bulan Oktober J Semoga di tanggal 1 ini kita semua terhindar dari segala macam kesialan dibulan lalu. Seperti yang aku rasakan L
           “Jangan terlalu heran dengan apa yang kau baca, jangan terlalu serius dengan apa yang kau rasa, jangan kau pikir kaulah mahkluk paling menderitadi dunia ini.” Ada seseorang yang berkata begitu padaku. Haruskah aku percaya? Tak ku sangka, ternyata aku terlalu memaksakan diri selaa ini. Bukan masalah sanggup atau tidak. Tapi, entahlah aku tak begitu pandai mengungkapkannya. Seseorang itu juga berkata, “Kau terlalu mencintai sesuatu yang tak mencintaimu, kau terlalu hanyud dalam khayalanmu, kau terlalu terobsesi dalam dunia semumu.” Entah apa maksud dan tujuannya mengatakan itu padaku, aku jadi berpikir, apa aku sebodoh itu dalam menjalani hidup ku?
          Kau pernah jatuh dalam sebuah rasa yang begitu dalam? Aku pernah. Dan itu sangat sakit. Kau mau tau rasanya? Atau, kau sudah pernah merasakannya? Katanya, setiap orang pasti mempunyai masalalu. Namun, biasakah kau menerima semua itu? Kau malu akan apa yang kau rasa? Kau rindu? Cinta? Sayang? Untuk semua hal itu hanya kau yang tau. Aku pernah menangis karena semua hala itu. Bagaimana denganmu? Cobalah bertanya, dan berhenti menjawab semua pertanyaanku.
          Suatu saat nanti kau pasti mengalaminya, kau pasti merasakannya, pasti, pasti, pasti, dan pasti. Dalam hati ini sesungguhnya aku bosan, jenuh, muak, dan aku tak tahan lagi. Ingin rasanya aku lari sejauh-jauhnya. Namun, aku malu jika aku harus meninggalkan hidup dengan cerita-cerita yang tak akan dimiliki oleh siapapun dibelahan dunia ini. Saat aku mulai berpikir, mengapa aku memikirkanmu, dan saat aku bertanya, apakah kau juga memikirkan ku, aku terdiam. Seakan pikiran ku menjawab, tidak mungkin. Meskipun mata kita saling bertemua, bisa saja itu tak sengaja kan? Itu hanya kebetulan kan? Aku hanya bisa mengira-ngira saja semua hal konyol ini. Hari-hari tak berharga yang ku lalui, semakin tak berharga saja dengan semua yang ku rasakan ini. Bukan hany karena dirinya, tapi juga karena hal-hal lain yang tak pernah dirasakan oleh siapapun. Termasuk dirimu!.
          “Jalan hidup itu tak selamanya indah, terkadang tertutup awan pekat, namun janji Tuhan seperti pelangi sehabis hujan.” Begitulah kira-kira lagu itu. Jujur, terkadang aku begitu meraguakan hal itu. Mungkin karena rasa syukurku yang rendah. Aku hanya bisa tersenyum untuk menutupi rasa ini, rasa yang membuat hidupku tersiska. Membohongi diriku, semuanya tak terkecuali kamu. Ya, ini adalah sebuah kenyataan yangtak terbantahkan, dan realita yang tak biasa dirubah oleh siapapun. Kau tahu? Ini begitu lucu. Hingga aku tertawa dan aku menangih dalam pelukan hal semu yang menyayat ini.

continue...



Jumat, 13 September 2013

EKONOMI MAKRO

A.    Ekonomi Makro
Secara umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijaksanaan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi makro, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi, berkaitan dengan permasalahan kebijaksanaan tertentu, yaitu permasalahan kebijaksanaan makro.
Tugas pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi. Pengelolaan yang lebih khusus atas masing-masing sektor perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam tugas tersebut.
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomistabilitas hargatenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

B.     Permasalahan Ekonomi Makro
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
ü  Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
1) inflasi 
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Pada asasnya inflasi merupakan gelaja ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
2) pengangguran
Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industri-indusri padat karya dan perbaikan irigasi bagi pertanian.
Berikut merupakan jenis-jenis pengangguran :
*      Pengangguran sikrikal             : pengangguran ini disebabkan karena adanya kemunduran negara.
*      Pengangguran triksional          :   pengangguran ini karena penggunaan tenaga kerja yang penuh.
*      Pengangguran struktural         :  pengangguran yang disebabkan oleh penggeseran struktur ekonomi ke suatu negara.

3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.
ü  Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).
Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah:
(a) Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
(b) Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
(c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.

            Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomian kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
1.      menambah jumlah uang yang beredar,
2.      menurunkan bunga kredit bank,
3.      mengenakan pajak import,
4.      menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
5.      menambah pengeluaran pemerintah,
6.      mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.
Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pendek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya:
1.      memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
2.      mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
3.      memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan ekonomi dan social.
C.     Kerangka Analisa makro
Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.
Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertarna adalah aspek mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.
a. Empat pasar Makro
Perekonomian nasional kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan empat pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
(a) Pasar Barang
(b) Pasar Uang
(c) Pasar Tenaga Kerja
(d) Pasar Luar Negeri
Untuk pasar luar negeri, seringkali menggabungkan pasar eksport dan pasar impor dan mengamai apa yang terjadi dengan:
v  Neraca Perdagangan, yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi pengeluaran devisa untuk import atau Neraca Pembayaran apabila kila ingin pula mengetahui tentang aliran keluar-masuknya modal
v  Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade), yaitu harga rata-rata ekspor kita dibagi dengan harga rata-rata impor kita.
Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada awal tahun plus saldo neraca pembayaran. Dalam teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Karena P dan Q tersebut adalah hasil pertemuan (atau perpotongan) antara kurva permintaan dan kurva penawaran, maka ini berarti bahwa teori ekonomi makro pada pokoknya mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi posisi kurva permintaan dan penawaran di masingmasing pasar.
Selanjutnya dengan diketahuinya faktor-faktor ini dan pengaruhnya terhadap posisi kurva permintaan dan penawaran, maka kita selanjutnya bisa menanyakan faktor-faktor mana di antara semua factor-faktor tersebut yang bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonominya. Dengan demikian kita bisa mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan mana yang bisa digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Inilah tujuan akhir dan mempelajari teori makro, yaitu untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pemilihan atau perumusan kebijaksanaan.
b. Lima Pelaku Makro
Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orarig atau lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi menjadi lima kelompok besar, yaitu:
(a) Rumah Tangga,
(b) Produsen,
(c) Pemerintah,
(d) Lembaga-lembaga Keuangan,
(e) Negara-negara Lain.
Kegiatan dan kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di atas dimana :
Ø  Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga
2. Belanja barang oleh Pemerintah
3. Investasi oleh Perusahaan
4. Ekspor ke luar negeri
5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah
6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan
7. Kebutuhan uang tunai dan kredit
8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai
9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah
Ø  Penawaran
1.      Hasil produksi dalam negeri
2.      Impor dan luar negeri
3.      Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4.      Suplai uang kartal
5.      Tabungan Rumah Tangga
6.      Suplai uang giral
7.      Suplai dana luar negeri.

* Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok seperti:
(a)    menerima penghasilan dan para produsen dan “penjualan” teraga kerja mereka (upah), deviden, dan dan menyewakan tanah hak milik mereka.
(b)   menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan mereka;
(c)    membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen);
(d)   menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga keuangan;
(e)    membayar pajak kepada pemerintah;
(f)     masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan uang tunal untuk misalnya transaksi sehari-hari.
**Kelompok Produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok berupa:
(a)    memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar barang);
(b)   Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi;
(c)    menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander);
(d)   meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai demander di pasar uang);
(e)    membayar pajak.
***Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentral (Bank Indonesia), Kegiatan mereka berupa:
(a)    menerima simpanan/deposito dan rumah tangga;
(b)   menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).
(c)    Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan kegiatan berupa:
-   menarik pajak langsung dan tak langsung;
-   membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pernerintah (sebagai demander di pasar barang),
-   meminjam uang dan luar negeri;
-   menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja);
-   menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar uang).
Negara-negara lain:
(a)    menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang);
(b)   membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang);
(c)    menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri;
(d)   membeli dan pasar barang untuk kebutuhan cabrng perusahaannya di Indonesia (sebagai investor);
(e)    masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dan luar negeri (sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana). (Singkatnya, sebagai penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri).
D.    Teori-teori Makro
Teori ekonomi makro disebut teori kesempatan kerja (employment theory) karena pembahasannya pada kesempatan kerja. Tokohnya ialah, J.M Keynes dan Evsey Domar.
*      Dasar Filsafat Teori Keynes
Menghadapi masalah depresi dan pengangguran yang begitu hebat, kaum sosialis di negara-negara Barat mengatakan bahwa kesalahannya terletak pada sistem perekonomian itu sendiri, yaitu sistem laissez faire atau liberalisme atau kapitalisme.
Keynes mengatakan bahwa untuk menolong sistem perekonomian negara-negara tersebut, orang harus bersedia meninggalkan ideologi laissez faire yang murni yang terkandung dalam pemikiran Klasik. Tidak bisa tidak, demikian Keynes, Pemerintah harus melakukan lebih banyak campur tangan yang aktif dalam mengendalikan perekonomian nasional. Pendapat bahwa peranan Pemerintah dalam kegiatan ekonomi harus seminimal mungkin sehingga tidak merongrong hak asasi manusia, kebebasan berusaha dan mengabdikan pada bekerjanya “natural laws”, haruslah ditinggalkan atau pling tidak diubah. Keynes berpendapat bahwa kegiatan produk dan pemilikan faktor-faktor produksi, masih tetap bisa dipercayakan kepada pengusaha swasta, tetapi sekarang pemerintah wajib melakukan kebijaksanaan yang aktif untuk mempengaruhi gerak perekonomian.
*      Evsey D. Domar
Gagasan Domar berpangkal tolak pada berlakunya asas.investment multiplier.
Laju pertumbuhan pada permintaan efektif langsung dihadapkan pada.kapasitas produksi.
Dalam modelnya diungkapkan bahwa pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertambahan investasi (I) dikalikan olehmultiplier (I/s). Sedangkan, pertumbuhan pada kapasitas produksi adalahsama dengan pertambahan investasi (I) dibagi oleh capital-output ratio (k).Alhasil pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertumbuhan pada kapasitas produksi :
∆I/I = s/k.











LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA "GAYA GESEKAN"

I.                 sebagai siswa yang rajin buat tugas :D saya mau bagi-bagi berkah buat yang membutuhkan :p semoga bermanfaat :)

  JUDUL.
 Gaya Gesekan.

II.                TUJUAN.
1.      Menentukan besarnya koefisien gesekan statis antara salah satu permukaan balok dengan alasnya.
2.      Menganalis faktor-faktor yang memengaruhi besarnya koefisien gaya gesekan statis.

III.             ALAT DAN BAHAN.
1.      Balok kayu.
2.      Dinamometer.
3.      Kertas karton.
4.      Kertas karton yang dilapisi dengan kain beludru.

IV.             LANDASAN TEORI.
©      Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecendrungan benda akan bergerak.
ü  Gaya gesekan Kinetik ( fk )  yaitu, gaya gesekan yang timbul ketika benda sedang bergerak.
ü  Gaya gesekan Statik/Statis ( fs ) yaitu, gaya gesekan yang timbul antara dua permukaan benda yang tidak bergerak.

ü  Saat balok kayu tepat akan bergerak : bekerja gaya gesekan statis maksimum.
·         Dalam arah horisontal :

F – fsm = 0
F=fsm
·         Besarnya gaya gesekan statis maksimum :
F=N
= F/N = F/m.g
§  Keterangan :
N = gaya normal.
= koefisien gesekan statis.
©      Gaya normal (N) adalah gaya kontak yang tegak lurus dengan permukaan kontak.

V.                LANGKAH KEGIATAN.


1.      Taruhlah balok di atas karton seperti gambar di atas.
2.      Tariklah dinamometer ke kanan sampai balok tepat akan bergerak.
3.      Amatilah besarnya gaya (F) yang ditunjukkan oleh dinamometer dan tulislah di dalam tabel (1) hasil pengamatan.
4.      Gantilah kertas karton dengan kertas karton yang dilapisi dengan beludru.
5.      Tariklah dinamometer ke kanan sampai balok tepat akan bergerak.
6.      Amatilah besar gaya (F) yang ditunjukan oleh dinamometer dan tulis datanya pada tabel (2) hasil pengamatan.
7.      Untuk mengolah data ambillah nilai g = 10 m/s2.

VI.             TABEL HASIL PENGAMATAN.
Tabel. 1
Massa balok (m)
(kg)
N = m.g
F (Newton)
= F/N
0, 1195
0,1195.10 = 1,195 N.
0,5 N
 = 0,41 N


Tabel. 2
Massa balok (m)
(kg)
N = m.g
F (Newton)
= F/N
0, 1195
0,1195.10 = 1,195 N.
1,6 N
 = 1,33 N



VII.          PROBLEM DISKUSI DALAM KELOMPOK.
1.      Hitunglah besar koefisien gesekan stastis pada kedua tabel di atas dan bandingkan hasilnya.
2.      Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi besarnya koefisien gesekan statis tersebut ?
3.      Diskusikan hasil percobaan di atas dan simpulkan hasilnya!

¯   Pembahasan.
1.      Perbandingan besar koefisien gesekan statis pada kedua tabel yaitu,
ü  Pada permukaan licin (kertas karton) koefisien gesekan statis lebih kecil, sedangkan,
ü  Pada permukaan kasar (kertas karton dilapisi beludru) koefisien gesekan statis lebih besar.
Jadi, semakin kasar permukaan benda, semakin besar pula gaya gesekan yang dihasilkan.
2.      Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya koefisien gesekan statis yaitu, permukaan bidang, grafitasi.

VIII.       KESIMPULAN.
1.      Jika benda ditarik pada permukaan karton (licin), maka gaya yang diperlukan dan koefisien gesekan yang dihasilkan lebih kecil.
2.      Jika benda ditarik pada permukaan karton yang dilapisi dengan beludru (kasar), maka gaya yang diperlukan dan koefisien gesekan akan lebih besar.
IX.             SARAN.
Dalam melakukan pengukuran hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah yang sitematis agar memperkecil peluang kesalahan pengukuran. Dengan demikian dapat dihasilkan pengukuran yang terliti dan akurat.

























DAFTAR PUSTAKA

Arifudin,Achya.2007.Fisikauntuk SMA KelasX.Jakarta:InterPlus
Ruwanto,Bambang.2011.Asas-asas Fisika SMA KelasX Semester Pertama.Bogor: Yudhistira